Dengan car a mengkondisikan dir i agar pada bulan Sya’ban (bulan sebelum Ramadhan) kit a t elah t er biasa dengan
ber puasa. Sehingga kondisi r uhiyah imaniyah meningkat , dan t ubuh sudah t er lat ih ber puasa Dengan kondisi seperti ini, maka ketika kit a memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut bulanRamadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Disisi lain, tidakakan terjadi lagi gejolak phisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti: lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya.
Rasulullah saw menganj ur kan kepada kit a agar kit a memper banyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban ini dengan cara
memberikan contoh langsung dan aplikatif . ‘Aisyah RadhiyaLlahu ‘anha ber kat a: ”Rasulullah saw ber puasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meninggalkannya”. Demikian dalam riwayat Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa: ”Beliau melakukan puasa sunnah bulan Sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan Ramadhan”. (Hadit s shahih dir iwayat kan oleh par a ulama’ hadit s, lihat Riyadhush-Shalihin, Fathul Bari,
Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain). Anjur an t er sebut dikuat kan lagi dengan menyebut kan keut amaan bulan Sya’ban. Usamah bin Zaid per nah ber t anya kepada Rasulullah saw. Katanya: ”Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya’ban ini?” Beliau saw menj awab: ”Itulah bulan yang dilupakan or ang, ant ar a Raj ab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah swt Rabbul ‘Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa”. (HR An-Nasa-i).
2. Persiapan Materi.
Bulan Ramadhan mer upakan bulan muwaasah (bulan sant unan). Sangat dianj ur kan member i sant unan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh or ang yang t idak punya, manakala ia member i kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun Cuma sebuah kurma, seteguk air atau sesendok mentega. Rasulullah saw pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemur ah. Digambar kan bahwa sent uhan kebaikan dan sant unan Rasulullah saw kepada masyar akat sampai mer at a, lebih mer at a ket imbang sent uhan angin t er hadap bendabenda di sekitarnya. Hal ini sebagaimana dicer it akan oleh I bnu Abbas RadhiyaLlahu ‘anhu: ”Sungguh, Rasulullah saw saat ber t emu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang dilepaskan”. (HR Muttafaqun ‘alaih).
Sant unan dan sikap ini sudah bar ang t ent u t idak dapat dilakukan dengan baik kecuali manakala j auh sebelum Ramadhan telah ada persiapan-persiapan materi yang memadai.
3. Persiapan Fikri (Persepsi).
Minimal persiapan fikri ini meliputi dua hal, yaitu:
1. Mempunyai persepsi yang utuh tentang Ramadhan dan keutamaan bulan Ramadhan.
2. Dapat memanf aat kan dan mengisi bulan Ramadhan dengan kegiat an-kegiat an yang secar a logis dan konkr it
mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan.
No comments:
Post a Comment